Minggu, 20 November 2016

Coffee: Yes! Cigarette: No!

Ilustrasi; Kopi (sumber: lifestyle.okezone.com)
Ngomongin soal kopi, bagi saya sangat identik dengan suasana pagi hari saat sebelum berangkat ketempat kerja atau saat sore hari saat setelah pulang kerja. Saat dimana saya biasa duduk didepan meja untuk membaca sebuah buku atau asyik didepan laptop untuk sekedar menulis di blog, sembari menikmati secangkir kopi spesial buatan istri tercinta. 

Bagi sebagian orang, kopi begitu identik dengan rokok. Sebagian yang lain beranggapan tidak lengkap rasanya menikmati secangkir kopi tanpa ditemani dengan sebatang rokok. Ini adalah anggapan yang perlu diluruskan, bahkan bagi mereka yang beranggapan seperti demikian itu, mereka butuh sedikit "pencerahan". 

Kok butuh dikasih pencerahan, Kak? Ya, maksudnya mereka butuh dikasih edukasi bahwa tidak harus dengan rokok untuk menikmati secangkir kopi. Tapi, Kak! Cowok ga nge-rokok itu kan ga keren? Eits...! Tunggu dulu! Bukankah justru yag tidak merokok itu cowok yang keren?

Pada abad ke-13 M, banyak ulama dan umat muslim mengkonsumsi kopi sebagai minuman penambah energi saat beribadah dan belajar di malam hari (wikipedia.org). Banyak ulama sufi sebelum masa itu juga mengkonsumsi kopi untuk meningkatkan konsentrasi mereka berdzikir meskipun hingga larut malam. Hingga saat ini kopi banyak dikonsumsi masyarakat di seluruh penjuru dunia. Menemani aktivitas kerja dipagi hari, menemani istirahat santai di sore hari, atau menemani saat belajar di malam hari. Masya Allah...

Menurut para ahli, waktu yang paling baik untuk minum kopi adalah di pagi hari dan sore hari. Waktu-waktu tersebut bagus untuk minum kopi karena di waktu-waktu tersebut, tubuh dalam kondisi rileks. Menurut para ahli gizi, dalam sehari kita minum kopi hanya dianjurkan sebatas 2-3 cangkir saja. Lebih dari itu, sudah dianggap berlebihan.

Sahabat, selain cita rasanya yang khas dan begitu nikmat, kopi juga mengandung segudang manfaat. Tentu akan panjang lebar kalau saya uraikan satu-persatu manfaat kopi itu disini, dan memang kali ini saya bukan bermaksud untuk mengulas secara detail hal tersebut, melainkan tentang mindset kebanyakan orang mengenai kopi dan rokok, yaitu bahwa tidak perlu dengan rokok untuk menikmati secangkir kopi.
 
Sahabat, untuk menjadi keren, tidak harus dengan merokok. Konon, Indonesia adalah negara dengan konsumsi rokok terbesar ke-5 di dunia. Ini berarti, disadari atau tidak, masyarakat Indonesia adalah kelompok masyarakat yang paling besar menjadi korban dari industri rokok. Bisa jadi, barangkali itu juga salah satu penyebab bangsa kita ini menjadi bangsa yang (konon) lemah. Konon, setiap tahun ratusan ribu jiwa rakyat di negeri ini meregang nyawa akibat dari merokok. Disadari atau tidak, rokok adalah awal dari sebuah mata rantai yang sangat panjang. Mulai dari menurunnya kualitas hidup hingga berbagai penyakit berbahaya bahkan mematikan, berawal dari kebiasaan merokok.

Keuntungan dari industri rokok yang jumlahnya sangat besar, ternyata hanya dinikmati oleh segelintir orang saja, yaitu pemilik perusahaan dan segelintir orang yang terlibat didalam perindustrian rokok itu sendiri. Dari keuntungan itu mereka berhasil menginfestasikannya ke berbagai bidang, sedangkan sebagian besar para buruh rokok nyatanya tetap saja hidup dalam keadaan yang jauh dari kata layak yang bahkan setiap tahun musti berdemo untuk menuntuk upah yang rasional. Di tinjau dari aspek pemborosan dan kesehatan bangsa, bahkan dilihat dari sudut pandang manapun, rokok lebih banyak memberi mudharat darapada manfaat, sisi negatifnya lebih besar daripada sisi positifnya, kerugiannya lebih besar daripada keuntungannya. Padahal, bukankah kesehatan bangsa adalah modal utama untuk kelangsungan suatu negara?

Apa yang musti kita katakan kepada anak cucu kita nanti, apabila mereka bertanya bahwa kita ini sudah tahu bahwasanya nikotin & tar (senyawa kimia organik beracun dalam kandungan rokok) itu berbahaya, itu adalah salah satu penyebab bangsa kita ini lemah, sumber berbagai macam penyakit, sumber pemborosan, tapi para pemimpin di negeri ini dan juga kita semua sebagai seorang yang telah diberi ilmu oleh Tuhan, tidak berbuat apapun ketika puluhan ribu bahkan ratusan ribu masyarakat Indonesia setiap tahunnya meregang nyawa karenanya. Siapa yang harus disalahkan dan siapa yang musti bertanggung jawab?

Ketahuilah, Sahabat. Sebatang rokok yang kita hisap setiap hari, terus menerus, dengan jangka waktu yang cukup lama, tidak ada manfaat yang bakal kita dapat darinya, justru banyak efek negatif yang sangat merugikan bahkan sangat mengerikan dari sebatang rokok ini, bukan hanya bagi tubuh secara fisik, tapi juga menyangkut kualitas hidup kita.

Bahkan, menurut sumber yang saya baca, rokok adalah hal yang paling banyak berperan menimbulkan kematian diusia muda. Central for Disease Control (sebuah departemen kesehatan dan pelayana masyarakat di Amerika Serikat) pernah mengatakan, "Rokok merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian terbesar yang dapat dicegah di Amerika." Hal yang sama juga saya yakin terjadi di Indonesia. Kematian yang ditimbulkan oleh rokok, lebih besar jumlahnya dibandingkan kematian akibat narkoba, HIV/AIDS, kecelakaan bermotor, dan banyak penyakit lainnya.

Tapi kenapa hal ini terus dibiarkan? Rokok di Indonesia saat ini termasuk yang termurah di dunia. Hari demi hari generasi muda Indonesia semakin banyak yang meninggal karena rokok. Kalau sudah begitu, dimana letak kerennya?

Sahabat, tidak harus dengan rokok untuk menikmati secangkir kopi, dan tidak perlu menggunakan rokok untuk menjadi keren.

So..!!! Say YES to coffee. And, let's say NO to cigarette..!!!



Baca artikel lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar