Kamis, 08 Oktober 2015

Wooowww..!!! Taurat Nabi Musa dan Mumi Fir'aun Singgah di Surabaya!

Replika Mummi Fir'aun
Pecinta sejarah di Surabaya kembali mendapatkan kesempatan langka. Setelah beberapa waktu yang lalu pameran edukasi replika pedang dan benda-benda sejarah peninggalan Nabi Muhammad Saw. dan para Sahabat sukses digelar di Surabaya, pada tanggal 2 s/d 9 Oktober 2015 ini, kembali pameran sejumlah replika artefak dari kebudayaan Mesopotamia diselenggarakan di gedung Balai Pemuda Surabaya, termasuk replika Taurat Nabi Musa As. dan mumi Fir'aun Ramses II.

Selain replika Taurat dan mumi Fir'aun, dalam pameran tersebut juga menampilkan replika kotak atau keranjang bayi yang digunakan untuk menghanyutkan bayi Nabi Musa As..

Pengunjung juga disuguhkan dengan replika tongkat Nabi Musa yang terkenal pernah menjelma menjadi ular besar dan mengalahkan ular-ular jelmaan milik penyihir-penyihir Fir'aun, tongkat yang juga terkenal digunakan Nabi Musa untuk membelah laut Merah saat dalam pelarian dari pengejaran Raja Fir'aun dan bala tentaranya. Juga ditampilkan replika tali-tali penyihir suruhan Fir'aun dan jelmaan ular-ular penyihir Fir'aun saat digunaakan untuk melawan Nabi Musa.

Meski hanya replika, benda-benda tersebut sangat detail dan tampak sangat mirip dengan aslinya yang tersimpan di Egyptian Museum di Kairo, Mesir. Pameran ini cukup efektif sebagai sarana untuk mengenalkan sejarah peradaban Mesir kuno, peradaban Nabi Musa yang juga bertepatan dengan masa kepemimpinan Raja Fir'aun Ramses II, kepada para pengunjung. 

Dari sejumlah benda yang ditampilkan dalam pameran tersebut, perhatian penulis banyak tertuju kepada dua objek pameran, yaitu replika Taurat Nabi Musa As. dan replika mumi Fir'aun itu sendiri. Fir'aun yang paling terkenal adalah Ramses II, Fir'aun yang terkenal sebagai raja yang diazab dan ditenggelamkan di laut Merah karena menolak beriman dan membangkang kepada Nabi Musa.  

Replika artefak Taurat Nabi Musa yang berupa dua keping batu berbentuk kotak pipih tersebut, didalamnya terpahat tulisan yang memuat 10 Hukum dasar Taurat dalam tulisan dan bahasa Ibrani, yang, terjemahan dalam bahasa Indonesianya adalah kurang lebih;
  1. Akulah Tuhan Allahmu. Jangan ada padamu tuhan lain selain-Ku.
  2. Jangan membuat bagimu patung (berhala) yang menyerupai apapun.
  3. Jangan menyebut nama-Ku, Allahmu, dengan sembarangan.
  4. Ingatlah dan sucikanlah hari Sabat (hari ke-7).
  5. Hormatilah orang tuamu.
  6. Jangan membunuh.
  7. Jangan berzina.
  8. Jangan mencuri.
  9. Jangan berdusta.
  10. Jangan menginginkan milik sesamamu (mengingini istri, atau hamba laki-lakinya, atau hamba perempuannya, atau lembunya, atau keledainya, atau hartanya, atau apapun yang dimiliki sasamamu).

Selain benda-benda tersebut tadi, dalam pameran ini juga ditampilkan replika patung dewa-dewa Mesir kuno yang disembah oleh Fir'aun dan para pengikutnya. Ada juga Sarkofagus atau peti tempat penyimpanan mumi Fir'aun, sepasang tongkat kesayangan Raja Fir'aun, dan beberapa replika benda-benda sejarah lain.

Sebelum dipamerkan di Surabaya, kata petugas penjaga pameran, replika-replika itu sudah berkeliling ke tujuh kota di Indonesia. Yakni, Jakarta, Sumedang, Bontang, Berau, Banjarmasin, Samarinda, dan Jogjakarta. Setelah Surabaya, kota tujuan selanjutnya adalah Cirebon. Di Surabaya sendiri, pameran ini merupakan rangkaian dari penyelenggaraan Surabaya Bookfair Ke-29 yang diadakan IKAPI Jawa Timur, 2 s/d 9 Oktober 2015 ini.



Baca artikel lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar