Salah satu rukun iman dalam Islam adalah iman kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada para utusannya. Seperti kita tahu bahwa dalam Islam terdapat empat (4) kitab Allah. Mulai dari kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud ‘Alaihissalam, kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘Alaihissalam, kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi ‘Isa ‘Alaihissalam, serta kitab Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Tiga diantara empat kitab Allah tersebut berlaku pada umat di masa yang lalu. Sementara satu diantaranya, yaitu kitab Al-Qur’an, berlaku sejak diutusnya Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai khatamin nabi, dan masih berlaku hingga pada saat ini, dan akan terus berlaku hingga pada akhir zaman.
Al-Qur’an, sebagaimana kitab-kitab Allah yang lain adalah untuk dibaca. Bagi seorang muslim, bacaan terbaik tidak lain dan tidak bukan adalah Al-Qur’an Al-Kariim. Al-Qur’an menjadi bacaan wajib yang tak terpisahkan dari setiap pribadi seorang muslim. Al-Qur’an menjadi rujukan utama bagi setiap persoalan yang dihadapi oleh setiap pribadi seorang muslim yang beriman. Bukan hanya menjadi bacaan yang memberikan kepuasan terhadap setiap keingintahuan yang membacanya, Al-Qur’an menawarkan rambu-rambu sebagai pedoman dalam kehidupan, mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang sebaiknya kita tinggalkan. Al-Qur’an merupakan Firman Allah; sebagai pedoman hidup, sumber dari segala sumber hukum. Al-Qur’an merupakan bacaan yang paling banyak diulang-ulang serta dihafal oleh banyak umat muslim.
Tentu kita masih ingat tentang kisah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad Sallaallahu ‘alahi wa sallam dalam pelajaran Sirah Nabawiyah. Dikisahkan bahwa ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun atau pertama kali diwahyukan kepada Nabi tidak lain dan tidak bukan adalah seruan atau perintah “Iqra!” yang artinya “Bacalah!”
Dikisahkan disana bahwa malaikat Jibril mendatangi beliau yang sedang berada di Gua Hira seraya berkata, “Bacalah!”
Saat itu beliau menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”
Malaikat Jibril memegangi dan merangkul beliau hingga beliau merasa sesak. Kemudian malaikat Jibril melepaskan beliau, seraya berkata lagi, “Bacalah!”
Beliau menjawab lagi dengan jawaban yang sama, “Aku tidak bisa membaca.”
Malaikat Jibril kembali memegangi beliau dan merangkul beliau hingga ketiga kalinya hingga beliau merasa sesak, kemudian malaikat Jibril melepaskan beliau, lalu berkata,
"Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Terjemah QS. Al-'Alaq: 1-5) (dalam Shafiyyurraman Al-Mubarakfuri, 1414 H).
Iqra! Bacalah!
Ayat tersebut menjadi wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sekaligus sebagai penanda dimulainya tugas nubuwah pada beliau. Ayat tersebut menjadi seruan atau perintah pertama yang diberikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berarti sekaligus menjadi perintah atau anjuran pertama bagi seluruh umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Iqra! Bacalah!
Terkait dengan aktivitas membaca sendiri, dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 37 kali disebutkan kata “baca” dalam berbagai bentuk turunannya - membaca, membacakan, dibaca, dibacakan - serta terdapat tidak kurang dari 7 kata “bacalah”, yang secara kusus membentuk sebuah seruan, anjuran, atau perintah - angka tersebut merupakan jumlah kata yang berhasil saya temukan dalam Al-Qur’an, bagi Anda yang ahli atau yang secara mendalam mengkaji Al-Qur’an, angka yang Anda temukan bisa jadi jauh lebih banyak.
Terkait perintah membaca, khususnya membaca Al-Qur’an, selain firman Allah melalui malaikat Jibril seperti dalam kisah wahyu pertama, Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman dalam Al-Qur’an, yang artinya;
“Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat….” (Terjemah QS. Al-‘Ankabut: 45).
“… dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan (tartil).” (Terjemah QS. Al-Muzammil: 4).
“… Dia (Allah) mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang dijalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik …” (Terjemah QS. Al-Muzammil: 20).
Al-Qur’an menawarkan pelajaran, penjelasan, serta solusi dari persoalan-persoalan kehidupan. Allah Subha-nahu wa ta’ala berfirman, yang artinya;
“Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Terjemah QS. Al-Qamar: 17).
“Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Terjemah QS. Ali Imran: 138).
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Rabbmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (Terjemah QS. Yunus: 57).
“Dan (Al-Qur’an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia (Allah) adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.” (Terjemah QS. Ibrahim: 52).
Rasululllah Shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya;
“Iri hati itu tidak benar kecuali pada dua hal berikut: (pertama) pada orang yang diberi Al-Qur’an oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang siang dan malam; (kedua) pada orang yang diberi harta oleh Allah kemudian dia menginfakkannya siang dan malam.” (HR. Bukhari-Muslim).
Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa pada setiap satu huruf Al-Qur’an yang kita baca terdapat satu kebaikan. Pada “bismillaahir rahmaanir rahiim” terdapat 19 kebaikan dan dilipatgandakan menjadi 190 kebaikan. Maka berapa banyak kebaikan yang akan didapat orang yang mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, terlebih apabila kita bermaksud untuk menghafalnya, sungguh, merupakan kesempatan istimewa untuk mengisi usia kita dengan banyak kebaikan.
Begitulah, bagaimana Al-Qur’an bukan hanya menjadi bacaan yang memberikan kepuasan terhadap setiap keingintahuan bagi siapa saja yang membacanya, namun Al-Qur’an juga menawarkan tata cara sebagai pedoman dalam berkehidupan, petunjuk mana yang baik untuk dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, serta petunjuk mana hal-hal yang tercela sehingga sebaiknya kita tinggalkan. Sehingga, apabila kita perhatikan dengan seksama, orang-orang yang rajin membaca Al-Qur’an, terlebih bagi mereka yang mengkaji secara mendalam mengenai Al-Qur’an dengan berbagai cabang spesifik kajiannya, adalah mereka-mereka yang didalam kehidupannya cenderung lebih baik daripada orang-orang kebanyakan, baik dalam pola tutur katanya, pola perilakunya, pola pikirnya, kedudukan sosialnya, bahkan cenderung lebih baik dalam kesejahteraan ekonominya. Para pembelajar dan pengamal Al-Qur’an, mereka adalah orang-orang yang cenderung lebih baik dalam berbagai hal dalam kehidupan bermasyarakat.
Itu artinya, membaca, mengkaji, serta mengamalkan Al-Qur’an bukan saja merupakan investasi jangka panjang berupa pahala yang akan kita nikmati pada masa kelak, namun sekaligus juga dapat berdampak secara langsung dalam kehidupan dunia ini, tentu atas ijin Allah Subhanahu wa ta’ala.
Sahabat, setelah kita memahami bagaimana penting dan bermanfaatnya membaca, mengkaji, serta mengamalkan Al-Qur’an, selanjutnya, kita juga perlu melakukan aktivitas membaca dengan menggunakan bahan bacaan yang lebih umum dan luas. Yaitu aktivitas membaca untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan kita sebagai manusia dengan segala kompleksitas kebutuhannya dalam kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat. Aktivitas membaca yang bersifat lebih umum, baik terkait jenis aktivitas bacanya, sumber bacaannya, ataupun tujuan membacanya. Baik aktivitas membaca yang bertumpu pada bahan bacaan konvensional/cetak, seperti buku (termasuk kitab dan karya sastra), jurnal, majalah, koran, dan bahan cetak lainnya, maupun bahan bacaan elektronik, digital, maupun online.
Membacalah!
Membacalah!
Baca artikel lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar