Ketika si-Sakit (baca; gila)
berdialog dengan ulat-ulat yang memakan tanaman di dalam pot-pot polibag
miliknya, dia berkata dengan bijaknya;
"Janganlah kalian habiskan daun-daun itu, sisakan walau sedikit untukku. Aku ini telah renta dan aku ini gila, jika kalian habiskan semua daun-daun sayur tanamanku itu, entah apalagi yang musti ku makan esok hari dan lusa nanti. Ayolah... marilah berbagi denganku. Makan sepuasnya bagian kalian dan sisakan bagian untukku. Daun-daun ini adalah karunia dan nikmat Tuhan untuk kita nikmati bersama..."
Tetapi di hari lusa kemudian, ulat-ulat
itu tak menggubris apa yang dikatakan oleh si-Sakit. Ulat-ulat itu menghabiskan
semua daun-daun sayur tanaman si-Sakit, tak sedikitpun tersisa, bahkan hingga ke
tangkai-tangkai kurusnya.
"Ahhh.... kalian ini, bukannya sudah aku bilang, sisakan sedikit daun-daun itu untukku, untuk ku makan hari ini, kok malah kalian habiskan semuanya..."
kata si-Sakit sambil
menggerutu. Tapi kemudian si Sakit menghibur
diri,
"... ya sudahlah, maklum saja, kalian ini kan memang ulat-ulat parasit yang tidak mengerti, tuli dan sama sekali tidak peduli terhadap ucapanku. Akunya saja yang gila, membiarkan kalian memakan daun-daun tanamanku hingga habis tak tersisa, sehingga aku yang juga berhak atas daun-daun itu tidak sedikitpun tersisakan...."
~ ~ ~ o O o ~ ~ ~
Barangkali, sama
sakitnya (sistem) negri ini. Dengan parasit-parasitnya yang buta-tuli dan sama
sekali tidak mau mengerti. Tidak sedikitpun peduli dan terus menggerogoti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar