Di beberapa tahun terakhir ini, ketika pulang
ke daerah, penulis (admin) mencoba selalu menyempatkan untuk membawa beberapa judul buku bacaan untuk
adik-adik sekolah di daerah tempat penulis berasal. Pada tahun-tahun
sebelumnya, buku-buku yang penulis bawa paling hanya dibuka-buka untuk
dilihat-lihat gambarnya saja tanpa dibaca. Namun seiring berjalannya waktu,
sambil membuka-buka buku yang penulis bawa itu, mereka mulai tertarik untuk pelan-pelan
membaca buku-buku itu, meski masih loncat-loncat dan belum secara konsisten dalam membaca.
Senang sekali rasanya, kini, ketika penulis berkesempatan untuk pulang ke daerah kembali, malahan mereka yang terlebih dahulu meminta atau menanyakan apakah penulis pulang membawa buku lagi atau tidak. Bahkan, kini banyak keponakan-keponakan dan adik-adik di daerah yang meminta atau secara kusus memesan untuk dibawakan lebih banyak lagi buku saat penulis pulang ke daerah pada kesempatan yang akan datang. Masya Allah. Alhamdu lillah...
Senang sekali rasanya, kini, ketika penulis berkesempatan untuk pulang ke daerah kembali, malahan mereka yang terlebih dahulu meminta atau menanyakan apakah penulis pulang membawa buku lagi atau tidak. Bahkan, kini banyak keponakan-keponakan dan adik-adik di daerah yang meminta atau secara kusus memesan untuk dibawakan lebih banyak lagi buku saat penulis pulang ke daerah pada kesempatan yang akan datang. Masya Allah. Alhamdu lillah...
Harapannya adalah bahwa supaya mereka, masyarakat daerah, kususnya adik-adik kita sebagai generasi penerus di masa yang akan datang, terbiasa dan semakin suka untuk belajar, semakin gemar untuk membaca, supaya terbangun budaya belajar dalam pribadi-pribadi mereka, supaya mereka menjadi orang-orang pembelajar. Sehingga kelak mereka bisa merasakan indahnya sebuah wawasan dan indahnya pengetahuan, sehingga kelak mereka bisa merasakan manisnya ilmu.
Itu hanyalah salah satu contoh bentuk dukungan dan dorongan serta peran serta yang dapat kita lakukan untuk membangun mindset masyarakat, untuk memajukan dan mengembangkan semangat belajar masyarakat daerah, kususnya kepada generasi mudanya.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa hingga saat sekarang ini pendidikan di negara kita ini masih belum secara merata menjangkau hingga ke seluruh lapisan masyarakat. Sehingga dapat kita maklumi bersama bahwa belum semua orang dapat dengan mudah mengakses pendidikan, kususnya pendidikan formal, apalagi bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Pendidikan, kususnya pendidikan formal, bagi mereka adalah sesuatu yang eksklusif, masih sulit untuk dijangkau.
Seperti yang kita ketahui bersama, tidak semua orang bisa merasakan indahnya belajar dibangku sekolahan, apalagi belajar di bangku perkuliahan. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan luar biasa itu, apalagi masyarakat daerah atau pedesaan, tentu dengan berbagai sebab dan alasan yang menyertainya. Sedangkan ilmu adalah hak semua orang. Ya, ilmu adalah hak semua orang.
Sejatinya, ilmu pengetahuan tidak hanya dapat diperoleh melalui bangku sekolahan, bangku perkuliahan, ataupun dalam pondok-pondok pesantren saja. Belajar bukan hanya ada pada sekolah-sekolah formal saja, betapa banyak orang-orang cerdas dan berhasil meski kesulitan mendapat pendidikan formal, betapa banyak orang-orang cerdas dan berhasil justru dari pendidikan non-formal yang mereka upayakan.
Kita bisa belajar dimana saja dan kapan saja. Terdapat cara yang sangat beragam sebagai media kita untuk belajar. Bagi kita yang bersungguh-sungguh ingin belajar, terdapat banyak sekali jalan kita belajar untuk mendapatkan suatu ilmu. Salah satu cara untuk belajar yaitu melalui pendidikan non-formal. Pendidikan non-formal itu sendiri sangat beragam macamnya, salah satunya adalah dengan membaca. Membaca adalah salah satu alternatif, solusi efektif bagi kita yang ingin belajar meski terbatas dan kesulitan dalam mengakses pendidikan formal.
Sayangnya, bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, akses untuk mendapatkan buku-buku bacaan pun juga bukan persoalan yang mudah mengingat keberadaannya yang juga sulit untuk dijangkau. Itu disebabkan salah satunya karena memang belum ada fasilitas yang cukup memadai untuk mendukung aktifitas kegiatan belajar kususnya membaca di daerah-daerah pedesaan, seperti belum adanya perpustakaan umum atau belum adanya taman baca bagi masyarakat misalnya.
Keberadaan buku-buku bacaan bagi masyarakat daerah sangatlah penting, baik buku-buku bacaan sebagai pendukung materi sekolah maupun buku-buku bacaan secara umum. Buku sangat penting, sebagai media komunikasi, media berbagi, sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maupun sebagai fungsi utama buku itu sendiri yaitu sebagai sarana untuk mengabadikan dan membagikan ide-ide, pemikiran-pemikiran maupun ilmu pengetahuan dalam artian luas. Sayangnya, masyarakat kita, kususnya kaum mudanya, dan juga masyarakat daerahnya terutama, masih sedikit sekali memanfaatkan waktu mereka untuk membaca, kususnya membaca buku.
Membaca buku merupakan salah satu cara yang cukup ampuh dan efektif untuk mengatasi kesenjangan pola pikir masyarakat. Kesenjangan pola pikir antara masyarakat perkotaan dan masyarakat daerah yang selama ini terjadi, insya Allah, salah satunya juga dapat diatasi dengan cara mengkampanyekan dan mensosialisasikan serta memfasilitasi kebiasaan dan kegemaran membaca buku hingga ke pelosok-pelosok daerah. Disinilah dibutuhkan peran dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk peran dan dukungan dari kita semuanya.
Belajar adalah juga kewajiban bagi kita sebagai muslim dan muslimah. Dan manisnya pengetahuan dan ilmu adalah hak bagi siapa saja yang mengupayakannya.
Sahabat-sahabatku, mari kita turut serta seluas mungkin mengabarkan dan menyebarkan manfaat akan membaca dengan turut mengkampanyekan dan mensosialisasikannya, terutama kepada masyarakat daerah atau pedesaan yang masih terbatas terhadap akses pendidikan dan informasi maupun akses terhadap buku itu sendiri. Itulah salah satu bentuk dakwah yang dapat kita lakukan, lillaahi ta'aalaa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar